Kamis, 27 Desember 2012

Kalau Rejeki Takkan Kemana


Masih ingat Widya yang pesan triple choco marbles di hari ibu? Di akhir pujiannya, ia pesan blackforest bukan? Kutawarkan beberapa ukuran, tapi ternyata keinginannya berubah. Hari berikutnya ia sms : mbk adee tiramisu ukuran 24 kena brp?
Berhubung jaringan telpon lagi lelet, beberapa kali smsku nyangkut. Akhirnya aku minta ia mengirim no pin bb. Jadilah kami ngobrol di bbm mengenai requestnya.

Intinya, Widya ingin dibuatkan tiramisu 24cm untuk ultah papanya yang jatuh pada tgl 27 Desember 2012. Sepakat dengan harga, Widya mengirim contoh tiramisu yang ia inginkan. Kuakui hiasan sabuknya agak rumit, aku belum pernah membuatnya. Jadi kukatakan pada Widya, nggak persis-persis amat ya, Widya, tapi akan saya usahakan.

Malam itu, libur 25 Desember kuhabiskan untuk membuat 3 layers vanila cake dan hiasan coklat. Kubuka-buka buku "Unique Fruit Cake recipe & decor" keluaran Tan See Fong. Aku bereksperimen dengan sabuk coklat yang kupunya, tapi aku tak puas. Resiko gagalnya 50 : 50.
Akhirnya kuputuskan membuat pagar coklat dan pagar putih yang kuberi aksen marmer. Rencananya, besok pagi akan kuhias tiramisu dengan sabuk coklat. Tapi kalau gagal, aku sudah punya spare pagar coklat dan pagar putih marmer. Ah, senangnya punya beberapa kemungkinan.

Sayang, kemungkinan yang satu ini tak pernah kuduga. Baru saja aku berbaring menghilangkan penat, Widya mengirimiku berita lewat bbm :
  • Mb ade cakenya dah bkin blm ya mb?
  • Klo blm dbkin sorry ni mb ak mw cancel order
  • Soalnya papa dpt kiriman tart 2 kotak dr bank
  • Takut mubazir ntr mb
Aku ... ah, bagaimana mengatakannya? Aku tidak marah ataupun kesal, semangatku mencetak dan membuat ornamen coklat masih menggebu. Lalu kubalas bbm Widya sbb :
" Gapapa, Widya. Kalau mau dicancel boleh kok :)
  • Sorry yaa mb sebelumnyaa
  • :(
 "Santai aja lagee...
  Jangan sedih..
  Ntar cantiknya hilang :)
  • Hehehe iyaa mb ade
  • ({})
  • Hihihiih iyaaa mba :D
Ntah mengapa, hatiku malah senang ngobrol dengan Widya. Iseng-iseng kutanya, apa papanya Widya pensiunan PTB? Ternyata ya. Dulu kerja di Maintenance. Siapa namanya? Pak Herry Noto. Oalah ... Pak Herry sih bos saya dulu, kataku pada Widya. Hahaha... akhirnya kami ngobrol tentang papa dan mamanya Widya. Penasaran Widya bertanya, aku yang mana. Kalau ketemu pasti inget, mba. Soalnya dulu Widya sering ikutan acara Maintenance Planning.
Iya, waktu itu Widya masih kecil, jawabku.
Kalau ketemu mbak Ade, Widya pasti inget deh! Katanya...

Obrolan yang menyenangkan, meski cake yang kubuat tak jadi dibeli. Aku pikir rejeki tak kan kemana. Kalau pun tak ada yang membeli, bisa kuhidangkan buat keluarga tercinta.

Tapi eitssss... tunggu dulu. Belum sempat kuutak-atik cake tersebut, aku dapat request tiramisu bundar 24cm dari mbak Agnes Ruata untuk tanggal 28 malam.
Benar kan dugaanku, kalau rejeki memang tak kan kemana. Alhamdulillah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar