Sudah 3 bulan sejak Kang Epi sibuk persiapan mengikuti event Temu Karya Mutu Nasional di Batam, otomatis kegiatan dapurna-panonhideung tersendat. Bukan nyalahin Kang Cepi sih... justru diriku senang banget punya kesempatan jalan-jalan. Tapi efek setelah itu... rasa malas mulai deh kumat. Hampir setiap request yang datang selalu kutolak. Jiah, ini bakuler memang ga niat jualan yak! Padahal di lemari dapur berbagai bahan, alat dan asesoris tart sudah kubeli. Tapi itulah... aku jadi selalu teringat pesan ibuku puluhan tahun yang lalu... Ibuku selalu mengatakan : "Orang takut, bila ditemani akan berkurang takutnya. Tapi kalau orang malas, biar ditemani ya tambah kumat malasnya." Duh, bener pisan!
Sebenarnya malas karena apa sih? Bahan dan alat lengkap. Pembeli pun selalu ada. Tapi ya gitu deh... kadang ada rasa gimanaaa... gitu untuk mulai jualan lagi. Sudah bukan rahasia lagi kan kalau sejak kenaikan BBM memicu naiknya berbagai harga termasuk harga bahan kue. Walaupun katanya BBM turun, tapi toh harga barang-barang yang meroket kok ya segan membumi. Alhasil, ongkos produksi yang dulunya wajar, sekarang jadi ikut meroket. Sementara pembeli kan ga mau tau juga ya, kalau yang gitu-gitu itu berakibat pada menipisnya keuntungan bila menjual kue dengan harga tetap. Mereka sih rata-rata pinginnya dapat harga murah, rasa enak dan size menawan. Hah... senang di konsumen, senep di produsen dong!
Tapi itulah... terkadang ada hal-hal yang tidak bisa dibayar dengan "uang". Entah itu persahabatan, silaturahmi dan konconya. Ga lucu juga kan kalau tiba-tiba seorang sahabat minta dibuatkan kue, trus kita mematok harga sekian seolah-olah cuma keuntungan materi yang kita kejar. Noooo!!! Belum bisa banget berjiwa seperti itu. Jadi ya...gitu deh. Walaupun mogok, sang bakuler kadang-kadang tetep bikin kue dengan harga bersahabat, buat muterin modal aja biar ga macet. Semoga tahun 2015 ini, yang tadinya berniat untuk tidak meneruskan jualan berubah menjadi jualan untuk bersenang-senang. Artinya? Ya tetep terima orderan, asal ga dadakan, asal tidak menyita waktu, asal tidak cerewet customernya hehehe....Tetep semangat!
Sebenarnya malas karena apa sih? Bahan dan alat lengkap. Pembeli pun selalu ada. Tapi ya gitu deh... kadang ada rasa gimanaaa... gitu untuk mulai jualan lagi. Sudah bukan rahasia lagi kan kalau sejak kenaikan BBM memicu naiknya berbagai harga termasuk harga bahan kue. Walaupun katanya BBM turun, tapi toh harga barang-barang yang meroket kok ya segan membumi. Alhasil, ongkos produksi yang dulunya wajar, sekarang jadi ikut meroket. Sementara pembeli kan ga mau tau juga ya, kalau yang gitu-gitu itu berakibat pada menipisnya keuntungan bila menjual kue dengan harga tetap. Mereka sih rata-rata pinginnya dapat harga murah, rasa enak dan size menawan. Hah... senang di konsumen, senep di produsen dong!
Tapi itulah... terkadang ada hal-hal yang tidak bisa dibayar dengan "uang". Entah itu persahabatan, silaturahmi dan konconya. Ga lucu juga kan kalau tiba-tiba seorang sahabat minta dibuatkan kue, trus kita mematok harga sekian seolah-olah cuma keuntungan materi yang kita kejar. Noooo!!! Belum bisa banget berjiwa seperti itu. Jadi ya...gitu deh. Walaupun mogok, sang bakuler kadang-kadang tetep bikin kue dengan harga bersahabat, buat muterin modal aja biar ga macet. Semoga tahun 2015 ini, yang tadinya berniat untuk tidak meneruskan jualan berubah menjadi jualan untuk bersenang-senang. Artinya? Ya tetep terima orderan, asal ga dadakan, asal tidak menyita waktu, asal tidak cerewet customernya hehehe....Tetep semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar