Ceritanya nih, lagi baek hati pingin menghadiahkan tiramisu buat mamanya Fe dan mbak Atun di 17 Mei 2013, tapi akhirnya tiramisunya dibagi-bagi juga di kelas rajut. Selamat menikmati....

Lucunya nih, tanpa kusangka Teh Susi juga sudah siap dengan Tiramisu buatannya untuk sajian arisan. Mungkin untuk membuatku senang, tiramisu buatannya batal ia hidangkan. Tapi waktu ngobrol sambil cuci piring (sudah lama sekali kami nggak ngobrol bareng sambil cuci piring, kebiasaan kami waktu masih bertetangga dekat sejak di Monkey Hill, PC6 Al-Falah, PC5 Down Grade. Sekarang Teh Susi sudah tinggal di PC3, sementara aku masih di PC4) akhirnya Teh Susi cerita kalau tiramisu buatannya batal disajikan karena bentuknya yang tak sesuai harapan (sambil ia memperlihatkan tiramisu buatannya).
Kata Ina, putri bungsunya Teh Susi, "Ih Ibuuu, kuenya Tante Ade lebih bagus, masa punya ibu yang mau dihidangkan.." Rupanya komentar putrinya itulah yang membuat Teh Susi enggan menyajikan tiramisunya.
Yaela Inaaa... padahal kue tiramisu ibu pakai mascarpone dan krim kental lho... kalau punya Tante Ade kan cuma pakai Bavarois Tiramisu keluaran Puratos. :D
Terus, kalau kisah tiramisu yang satu ini begini kisahnya ...
Karena sudah nyicip tiramisu buatanku di kelas rajut, eh... Teh Nita juga minta dibuatkan tiramisu cake untuk arisan Instrument Section pada tanggal 2 Juni. Kubuatkan tiramisu sebagai hantaran. Tapi namanya juga Teh Nita, iparku yang satu ini mana mau dapat gratisan dengan alasan dia pesan dan ada dananya. Ntar kalau digratisin mulu, aku jadi gak enak mau pesan lagi, begitu katanya. Yo wis deh, niat baik harus disambut baik. Akhirnya supaya sama-sama terlaksana niatnya, akhirnya kuterima uang dari Teh Nita untuk mengganti bahan-bahan kue saja. (Jiyah ... adik ipar macam apa nih aku? :p)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar